Laga Persedikab Kontra Persenga Diwarnai Perang Batu



Divisi Utama - logo horizontal (PT. Liga Prima Indonesia Sportindo)Kerusuhan terus mewarnai kompetisi sepakbola Indonesia. Pertandingan antara Persedikab Kediri dan Persenga Nganjuk dalam lanjutan Divisi I PSSI 2011/12 yang digelar di Stadion Canda Bhirawa, Kabupaten Kediri, berlangsung ricuh.


Pemain kedua kesebelasan terlibat bentrok fisik di dalam lapangan. Sementara penonton dari kedua tim juga ikut tawuran hingga terjadi perang batu. Akibatnya, beberapa orang terluka terkena lemparan batu dan sejumlah suporter perempuan dievakuasi paksa menggunakan mobil kepolisian.


Pertandingan sendiri berakhir dengan skor telak 2-0 untuk kemenangan Bledug Kelud, julukan Persedikab. Dua gol tercipta melalui eksekusi penalti Arry Valanop pada menit ke-70 dan tandukan keras Anjik Wijnarko pada menit ke-75.


Dengan kemenangan tersebut, peluang tim besutan pelatih Bambang Drajat untuk melaju ke babak 16 besar tetap sedikit. Persedikab sudah mengoleksi 13 poin dan masih menyisakan satu kali pertandingan. Sedangkan, Persenga tetap lolos dengan jumlah poin 19 dari delapan kali pertandingan yang sudah dilakoni. 


Pada babak pertama, Persedikab yang menerapkan skema 4-3-3 mampu menguasai jalannya pertandingan. Eko Prasetyo memperoleh dua peluang. Tetapi tidak mampu mengkonversikan menjadi gol. Sementara kubu "Singo Barong", julukan Persenga, mendapat satu peluang melalui Ek Riyanto. Namun, bola masih bisa dikuasi oleh penjaga gawang Persedikab Hendra Daru.


Memasuki babak kedua, tensi permainan semakin meninggi. Tuan rumah yang berusaha keras meraih angka, sebagai modal membuka peluang lolos 16 besar berupaya melakukan tekanan. Hanya saja, serangan melalui Adit Tyas dan Arry Vilanop kerap kandas di lini pertahanan Persenga yang dijaga Trio Agung dkk.


Tepat di menit ke-67, pemain Persedikab Adre Agustina yang melakukan akselerasi di kotak terlarang dilanggar pemain belakang Persenga Dwi Rindoyono. Wasit Febi Kurniawan langsung menunjuk garis putih. Keputusan tersebut dinilai tidak sportif.


Spontan, pemain kedua kesebelasan terlibat saling pukul. Tidak hanya itu, ofisial serta pelatih Persenga Alfiat ikut masuk ke lapangan untuk melakukan protes. Itu pula yang menyulut emosi para penonton. Wasit Febi menjadi sasaran luapan amarah mereka. Suasana di lapangan semakin tidak kondusif.


Beruntung aparat keamanan dari Polres Kediri dan Satpol PP Kabupaten Kediri segera bergerak. Petugas melerai pertikaian itu sehingga tidak meluas. Namun, para penonton terus memaki-maki dan melontarkan kata-kata kotor kepada wasit.


Laga sempat tertunda selama kurang lebih lima menit. Setelah suasana kembali normal, wasit memberikan kesempatan kepada pemain Persedikab untuk melakukan tendangan penalti. Arry Vilanop yang bertindak sebagai algojo berhasil melesakkan bola menggunakan kaki kanannya. Gol perdana pun lahir.


Tertinggal 1-0 tidak membuat Persenga terpacu guna mengejar ketertinggalan. Mereka justru memperlihatkan permainan kerasnya. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Persedikab. Tim kebanggaan masyarakat Kabupaten Kediri tersebut berhasil menambah gol melalui Anjik Wijanarko.


Berawal dari tendangan sudut rekannya Arry Vilanop, Anjik manyambutnya dengan tandukan keras dan terarah. Penjaga gawang Persenga Eko Wahyu kembali harus memungut bola dari gawangnya. Kedudukan berubah menjadi 2-0 untuk Persedikab.


Seusai gol kedua Persedikab, tensi pertandingan kian panas. Pemain kedua kesebelasan sering terlibat adu pukul. Bahkan, mereka tidak segan-segan mengejar dan mendorong wasit ketika memberikan teguran atas pelanggaran yang terjadi. Bahkan, manajer Persenga Sukarno Putro, atau akrab disapa Kenthung, kerap masuk ke lapangan dan memanggil serta mengumpulkan para pemain untuk diberikan masukan. Sehingga laga menjadi tersendat-sendat.


Hingga akhir peluit ditiup wasit Febi kedudukan tidak berubah. 2-0 untuk kemenangan Persedikab. Akan tetapi, kerusuhan kembali terjadi. Wasit yang berupaya meninggalkan lapangan dikejar oleh pemain Persenga. Tidak hanya itu, penonton juga ikut melakukan pengejaran. Untungnya, petugas kepolisian langsung mengamankannya.


Namun, tidak berakhir sampai di situ. Giliran suporter kedua tim terlibat bentrok fisik. Bermula dari aksi lempar batu dan botol air minum, berujung pada pertikaian. Mereka saling pukul dan saling tendang. Aparat kepolisian kembali melakukan peleraian. Tetapi, kerusuhan terus menjalar hingga ke luar stadion.


Bahkan, suasana di luar stadion lebih mencekam daripada di dalam. Suporter Persenga yang hendak pulang ke Kabupaten Nganjuk dihadang para suporter Persedikab di jalanan. Polisi mengevakuasi paksa sejumlah suporter perempuan ke dalam mobil. Polisi juga mengamankan para suporter Persenga ke areal parkir.


Setelah memastikan para suporter Persedikab meninggalkan lokasi, petugas baru mengawal kepulangan suporter Persenga menggunakan sejumlah mobil patroli. 

0 komentar:

Posting Komentar